Majalah Soccer - Gagal menggelar pertandingan kandang kontra PSMS Medan di Surabaya (8/4), cukup memukul kantong Persebaya. Estimasi pendapatan sekitar Rp500 juta lebih dari laga tersebut gagal diserap.
"Jumlahnya masih belum pasti. Masih kita kalkulasi," terang ketua panpel, Sutrisno.
Yang jelas, menurut pria paruh baya ini, gara-gara izin tidak turun, panpel kehilangan kesempatan meraup keuntungan kurang lebih setengah miliar rupiah dari hasil penjualan 30 ribu lembar tiket. "Potensi keuntungannya mencapai Rp500 juta lebih," lanjutnya.
Terkait kerugian materi yang diderita PSMS, pihak Persebaya belum mendapat laporan. Mereka menyerahkan sepenuhnya ke PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) untuk menentukan keputusan terkait penundaan pertandingan Persebaya lawan PSMS.
"Semuanya diserahkan ke LPIS. Kalau ada ganti rugi atau sebagainya, diserahkan ke LPIS. Kami akan patuhi," terang Sutrisno. Sutrisno juga berharap LPIS menyetujui penundaan pertandingan ini. Sebab penundaan ini adalah kesepakatan kedua tim.
Sementara itu pelarangan Polrestabes Surabaya atas laga kandang Persebaya berbuntut. Bonek masih belum puas atas alasan pelarangan tersebut. Dimana Surabaya dinilai Polisi masih rawan demo anti BBM.
Pertandingan sepakbola dikhawatirkan akan dimasuki penyusup yang ingin berbuat kisruh. Yang membuat bonek gregetan, ternyata Polisi justru memberi ijin konser musik yang digelar di Surabaya.
"Inikan kebijakan ambigu dan diskriminatif. Kalo mau fair, semua juga tak boleh dong," tegas Ita salah satu pentolan Bonita.
Protes bonek ini ditumpahkan lewat aksi di pintu masuk acara konser musik yang digelar di lapangan Jatim Expo Surabaya, Minggu (8/4). Aksi ratusan Bonekmania ini dilakukan dengan memblokade pintu masuk acara konser musik.
Mereka bernyanyi dan menyalakan kembang api serta menuntut agar acara konser tersebut juga dibatalkan. Mereka juga meminta agar Polrestabes Surabaya bersikap adil terhadap masyarakat dengan tidak memilah milah ketika memberikan ijin keramaian.
Menurut Ita, pemberian ijin konser musik tersebut merupakan sikap diskriminatif dari Polrestabes Surabaya. Peserta aksi menilai Kapolrestabes Surabaya telah melanggar aturannya sendiri yang sebelumnya sudah mengeluarkan edaran, untuk melarang semua kegiatan selama bulan April.
Aksi ratusan bonek ini sendiri mendapat pengamanan ketat dari pihak kepolisian yang menjaga kegiatan konser musik dengan artis Bondan Prakoso tersebut. Sebelumnya, ratusan bonek sempat konvoi keliling kota meluapkan ras kecewa atas pelarangan pertandingan Persebaya. Kendati begitu, aksi berlangsung tertib dan damai.